Monday, July 12, 2010

Untukmu yang bodoh karena mencintaiku....

Aku bukan pandai menguntai cinta dengan kata layaknya Gibran.
Tapi aku menulis ini hanya karena ingin kau tahu, perasaan hatiku.
Perasaan hatiku ketika kita terjebak dalam sebuah ruang, waktu, dan perasaan yang tidak tepat, bahkan mungkin salah.

Aku tak berbicara cinta, karena setiap ingin ku mengurainya dengan deretan alfabeta, penaku menjadi kelu. Nada yang kuuntai di sini hanya sebuah simfoni perasaan seorang pendosa.

Untukmu yang bodoh karena mencintaiku, bacalah ini...

Dan ketika seluruh dunia berada di hadapanku
Bersiap mengeksekusi hatiku
Aku di sana, sendirian
Dengan kepala mendongak sombong
Gemetar oleh keringat yang setiap tetesnya terdapat dosa
Dosa-dosa yang menjijikan
Aku tak lebih dari abu sisa hasil pembakaran semangat yang semu
Gemuruh orasi mereka bernyanyi sumbang di kepala congkakku

KAU TIDAK BERHAK BAHAGIA !!!!
Atau
KAU MENJIJIKAN !!!!!!!
Atau
KAU JALANG YANG TAK DIBAYAR !!!!

Ya...itu aku ! Semuanya benar...


Kutulis rangkaian huruf tadi dengan sisa-sisa jiwa yang hampir terenggut oleh sakit. Kutulis ketika kau dan aku masih membangun sebuah kepahitan, kesalahan yang nikmat.

Tahukah kau apa yang telah kau lakukan ?
Sebongkah hati yang hampir mengeras kau lelehkan dan ingin kau lebur dengan hatimu. Namun, karena tak bisa, katarsis kau hancurkan sampai menjadi kepingan.

Dengan tulisan ini, kuharap kau atau pun mereka mengerti kalau bukan hanya kalian yang memiliki perasaan, waktu itu.
Bukan pula kalian yang benar waktu itu.
Dan sampai tulisan ini kupatri bersamaan dengan luka, untukmu yang bodoh karena mencintaiku, aku mencintaimu. Aku yang ternyata jauh lebih bodoh karena mencintaimu.


-Sang Kurma Yang Hampir Layu-