Wednesday, July 24, 2013

Aku dalam Kau



Duhai Yang Menerbangkan Angin,
Izinkan aku melebur denganMu
Menyatu aku dalam Kau
Atau Kau dalam aku
Ini bukan lagi penawaran seperti kemarin dulu
Dengan serendah-rendahnya sujud,
aku mohon padaMu,
Duhai Yang Paling Menyayangiku
Berkarat-karat aku di dunia
Dapat apa aku selain keangkuhan?
Menggenggam angin
Merengkuh ketiadaan
Demi kala, Tuhan. Demi kala
Peluk aku, renggut aku
Bawa saja kemana Kau pergi
Aku sudah tak butuh dunia lagi



Siapa Aku

Sudah cukup...
Tak perlu lagi bertanya pada manusia
Tak perlu lagi bersusah-susah atas perkataan mereka
Jika kutanya pada mereka
'Siapa aku?'
Tak ada kebenaran pada jawaban mereka
Jika kutanya pada mereka
'Siapa aku?'
Kemudian mereka menyebutkan namaku
Ah...dangkal sekali, seperti kolam penuh lumpur, kubilang
Cukup!
Tak perlu lagi aku penilaian fana dari kalian, wahai manusia!
Tak ada kebenaran satu zarrah pun
Cukuplah Allah bagiku, cukuplah Allah bagiku...
Karena kebenaran kini mulai lihai menyamar
Atau aku yang telah tertipu olah yang bathil
Seperti kata-Mu
Seperti air seperti api, seperti api seperti air
Namun bagaimanalah?
Air dan api saja kini tak lagi bisa kubedakan
Sama dinginnya, sama membakarnya
Ah..kini kutanya padaMu
Siapa aku, Duhai Kau Pemilik Segala Rahasia?
Siapa aku?
Bukankah aku ini milikMu?
Bukankah satu helai saja dari rambutku tidak tumbuh tanpa izinMu?
Bukankah napas in saja kepunyaanMu?
Duhai Yang Lebih Dekat Dari Urat Nadi,
Sesungguhnya Pencipta lebih mengenal ciptaanNya dari ciptaan itu sendiri
Maka inilah aku, menghamba padaMu
Siapa aku?
Siapa aku?
Karena Kau mengetahui apa-apa yang tidak kuketahui

230713
05.56 WIB