Tuesday, January 12, 2010

Gadis Es: Tentang Ksatria Air


Ketika masih dirundung kebimbangan, Ksatria Air kembali.
"Aku rindu," katanya. Gadis Es terdiam. Speechless. Tak tahu harus berbuat apa.
Tak bisa. Karena dia Ksatria Air. Tak bisa. Gadis Es tak kuasa menolak.
Ketika Ksatria Air kembali mengemis maaf padanya, berjanji akan mengubah sikap, dan segala macam untaian nada-nada manis dari bibirnya, Gadis Es goyah.
Gadis Es tahu, ini tak boleh terjadi. Ini salah.

Karena seperti halnya Pangeran Matahari, Ksatria Air juga telah memiliki kekasih. Ia Nona Irin, putri dari Panglima Sungai Bata. Walau hubungan mereka tak pernah disetujui oleh Panglima. Gadis Es tahu ia hanya dijadikan permen karet oleh Ksatria Air. Namun, ia terbuai. Terbuai oleh tatapan Ksatria Air yang begitu memikat. Ksatria Air bagi Gadis Es bagai kantung semar yang menyebarkan bau menggoda kepada serangga.

Lalu Gadis Es pergi menemui teman-temannya di Hutan Pojo-Pojo. Ia menemui Mari Si Burung Pipit, Danan Mama Singa, Noe Sang Kelinci, dan teman-teman lainnya. Tak disangka mereka semua tahu perihal kembalinya Ksatria Air. Dan tentu saja mereka tak tinggal diam.
Mari Si Burung Pipit berkata, "jangan sebut dirimu Gadis Es !!! Karna kau sama sekali tidak dingin. Kau hangat !!"

Semua menghakimi. Semua memojokkan. Gadis Es tersudut di pojokan hatinya. Yang menyakitkan, yang mereka bilang semua benar. Ksatria Air yang jahat dan Gadis Es yang bodoh. Perpaduan harmonis untuk menciptakan sebuah kesakitan pada yang bodoh.

Gadis Es menyesap manis yang diberikan Ksatria Air. Sereguk manis yang menyimpan selaksa pahit untuk menggenangi hatinya.
Ksatria Air ada di hatinya. Dan demi saat, Ksatria Air pun akan lenyap. Pasti.
Karena kali ini, Gadis Es memilih dirinya sendiri.

Bersambung...

Friday, January 1, 2010

Gadis Es: Bercermin pada Masa Lalu


"Ingat yang terjadi padamu waktu Ksatria Air datang di kehidupanmu!" Ujar Mari Si Burung Pipit. "Menyakitkan bukan?"
Gadis Es termenung. Teman-temannya, Mari Si Burung Pipit, Danan Mama Singa, Noe Sang Kelinci tak ada yang berpendapat Keping Salju harus dipertahankan olehnya. Markisa-kisa sendiri mengatakan kalau menurutnya Keping Salju hanya telah merasa nyaman padanya dan hanya menganggapnya sebagai adik.
Gadis Es dilema bukan kepalang. Antara rasio dan hatinya. Ingin rasanya membuktikan bahwa sahabat-sahabatnya itu salah. Bahwa ternyata Pangeran Matahari memang untuknya. Bahwa Pangeran Matahari bukan hanya sekedar harapan. Seketika ia teringat Ksatria Air, masa lalunya yang belum terlalu lama berlalu dari kehidupannya. Ksatria Air datang padanya dengan tatapan tajam nan indah yang mampu menusuk relung-relung hatinya yang kosong. Dan ternyata yang terjadi adalah Ksatria Air menyakitinya.Menghempasnya sampai serasa rusuk-rusuknya menohok kulitnya yang ringkih.
Ksatria Air adalah masa lalu. Dan ia menyakitkan. Gadis Es tahu itu. Ia ingin belajar dari masa lalu.
Lalu logikanya mulai berjalan, seketika ia ingat perkataan Pangeran Tepat Janji. Pangeran Tepat Janji pernah berkata padanya, "otakmu jangan diletakkan di hati!! Karena tak selamanya kasih sayang itu dengan kelembutan." Kata-kata itu seolah meresap ke setiap inci tubuh Gadis Es dan menjalar sampai ke bagian yang terdalam.
Gadis Es berpikir,' Pangeran Matahari pasti hanya menganggapku teman yang bisa membuatnya nyaman. Sahabat seperti layaknya ia dengan Nona Labu. Mungkin ia jenuh dengan suasana istana yang disuguhkan oleh Nona Lobak. Aku tak boleh berharap. Tak boleh kalau tak mau hatiku makin mengeras.'

Bersambung...