Tuesday, August 14, 2012

Rumah Penuh Cinta

Tahukah kamu tempat terindah?
Tahukah kamu…rumah penuh cinta?


Ada satu tempat di mana kamu bisa bermimpi sebebas-bebasnya. Di mana para pemimpi akan merasa semakin dekat dengan mimpinya. Di mana harapan akan selalu ada meski dalam keterbatasan. Dengan cinta yang menyatukan perbedaan. Dan tempat itu berhasil membuat aku jatuh cinta.

Di tengah panas terik mentari
Di tengah riuh rendah bising terminal


Bukan di padang penuh bunga cantik bermekaran. Bukan di pinggir pulau dengan pantai cantik menawan. Bukan pula di kompleks perumahan para jutawan.

Tempat itu mewangi pesing, bermuka debu, berselimut daki jalanan, bermandi peluh matahari. Bising oleh klakson bus, dan angkot, teriakan supir mencari penumpang, jajaan para pedagang asongan, dan juga….tawa. Tawa para malaikat kecil yang sayapnya terpaksa tergerus oleh kerasnya jalanan.

Di sini kami belajar, mencari arti cinta sebenarnya
Di sini kami mengejar, temukan jalan tuk meraih mimpi


Tujuh bulan sejak aku mengenal tempat itu. Ada yang bilang baru tujuh bulan, ada yang bilang sudah tujuh bulan. Sungguh waktu adalah sesuatu yang begitu relatif. Namun untuk sebuah pembelajaran, waktu tujuh bulan itu mengajariku banyak hal.

Tempat yang membuat doaku berubah, untuk tak lagi hanya meminta tapi juga mulai bersyukur. Tempat yang membuatku malu memohon untuk diriku sendiri, bahkan kepada Tuhan. Karena aku menyadari betapa selama ini Tuhan sudah memberi lebih dari cukup. Bukan aku kufur, namun nyatanya aku jauh lebih beruntung dibanding para malaikat kecil itu.

Para malaikat yang lebih sering berlari ketimbang terbang lantaran sayap mereka yang tak sempurna. Helainya lepas satu-satu, digugurkan oleh hantu bernama realitas. Untuk itulah aku, dan juga teman-temanku sesama pemimpi, datang. Membantu mereka untuk memunguti lagi helai demi helai mimpi mereka. Agar nanti akan ada sebuah keniscayaan bahwa kami akan melesat ke langit bersama, dengan sayap mereka yang sudah sempurna.

Rumah baca kami…
Tempat melabuhkan semua mimpi dan angan-anganku


Akhirnya aku menemukan muara untuk mimpiku. Mimpi yang membuat orang terkekeh ketika mendengarnya. Mimpi yang membuat orang mengiyakan untuk menyenangkan hatiku saja. Mimpi yang tidak dipercaya oleh orang-orang. Dan kini mimpi itu kian detik kian dekat. Bahkan semakin membesar.

Rumah baca kami…
Tempat memadukan semua harapan dan semangatku


Iya, mimpi itu tempat di mana segalanya menjadi madu. Manis.
Memang, tak serta merta membuat pesing itu menjadi harum atau got bau itu menjadi kolam susu. Tapi penuh harap meski papa.

Dan tentunya akan terasa lebih manis seandainya teman-teman terbaikku juga ikut dalam mimpi ini. Seandainya. Aahh…mudah-mudahan itu karena mereka memiliki cara sendiri untuk perjuangan mereka. Seperti seandainya aku tahu perasaan kedua orangtuaku mengenai mimpiku ini. Seandainya..seandainya…

Rumah baca kami…

Iya. Tempat itu rumah baca. Rumah Baca Panter. Rumah Baca KAMI. Tempat yang menyatukan aku, kamu, dia, mereka, kalian, menjadi…kita.

Kekuatan cinta menyatukan kita.

Bersama, kita buat mimpi ini menjadi nyata. Kita buka lebar-lebar mata mereka yang terpicing, silau oleh kedudukan. Kita buat malu mereka yang bersafari, yang seharusnya peduli.

Ini simfoni mimpi kita, kawan. Bermimpilah…bermimpilah. Sebelum hatimu tuli dan kau tak bisa bermimpi lagi.

*This is for you all, guys! Manusia-manusia pemimpi di Rumah Baca Panter. Gw sayang kalian. Pake banget. Super duper big hug and smooch. Mmuuaahh… *kecup satu-satu

*Kata-kata yang dicetak miring merupakan lirik Ruba Panter Anthem ciptaan Andi Sera Malewa



No comments:

Post a Comment