Ini petikan pidato yang saya sampaikan dalam kelas Retorika beberapa waktu lalu.
Assalamua'laikum wr.wb
Kali ini, saya akan mengulas mengenai bahaya paham liberalism yang kini mulai mengakar dalam budaya-budaya Indonesia. Dari kulitnya, liberalisme memang terlihat begitu cantik dengan prinsip-prinsip kebebasannya, toleransi, dan bagaimana paham ini menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia. Tapi jika kita mau sedikit berpikir lebih dalam, maka kita akan menemukan hal-hal yang justru menjadi bumerang bagi kesatuan bangsa Indonesia. Mengapa? Mengapa liberlisme begitu berbahaya? Kita kupas saja satu persatu apa yang saya sebut sebagai produk liberalism.
Pertama, masalah pluralisme agama. Pluralisme agama adalah pandangan bahwa semua agama adalah sama-sama benarnya sebagai jalan menuju Tuhan. Kelihatannya indah sekali, tapi bagaimana kalau kita melihatnya dari segala sisi? Ini berarti dalam pandangan tersebut semua agama juga harus meyakini bahwa agama lain juga benar.
Hal ini bertentangan dengan ajaran agama mana pun. Saya yang muslim, tentu menganggap Islam lah agama yang benar, lain tidak. Begitu juga teman-teman yang beragama Nasrani yang hanya menganggap agama Nasranilah yang benar. Begitu juga bagi umat Hindu dan Buddha. Pluralisme agama berbeda dengan toleransi. Pluralisme ini hanya langkah awal untuk menciptakan masyarakat khususnya di Indonesia menjadi masyarakat yang tidak mengenal Tuhan. Ini sungguh berbahaya.
Selain perihal pulralisme agama, produk liberalism lain yang tak kalah berbahayanya adalah pelegalan LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender). Semua dengan dalih atas dasar Hak Asasi Manusia. Tapi bagaimana kalau saya menyebut dengan pelegalan ini, LGBT justru melanggar hak asasi manusia yang paling asasi ? Yakni hak hidup.
Dengan dihalalkannya LGBT, itu artinya kita juga mendukung pemusnahan ras manusia perlahan demi perlahan. Jika LGBT terus berkembang,ini artinya angka reproduksi semakin menurun. Pasangan sesama jenis tidak bisa menghasilkan anak. Satu pernikahan pasangan homoseksual bisa saja itu artinya menghilangkan satu nyawa yang seharusnya dapat hidup jika terjadi pernikahan berlawanan jenis. Di samping bahwa LGBT tidak ada di ajaran agama mana pun tentunya.
Ketiga, demokrasi. Yup, hati-hati dengan demokrasi. Bagaimanalah harus hati-hati dengan demokrasi? Banyak yang beranggapan bahwa lawan paham liberal adalah demokrasi. Tapi bagaimana kalau sebenarnya demokrasi merupakan salah satu produk liberalism? Bagaimana bisa? Coba, apa esensi dari demokrasi? Kebebasan yang bertanggungjawab. Lalu apa dasar dari pemikiran liberalism? Kebebasan. Sama saja. Demokrasi hanya bentuk halus dari liberalism. Sebagai contoh, BEM kampus saya. BEM kampus saya membuka rekkrutmen terbuka untuk posisi menteri-menterinya dari kalangan independen.
Jika dilihat dari mata awam, pengangkatan menteri dari kalangan independen memang terlihat cantik sekali. Betapa demokratisnya BEM kampus saya. Tapi apa teman-teman pernah mendengar ini, “barang siapa yang memberikan suatu urusan kepada yang bukan ahlinya, maka tinggal soal waktu untuk kehancurannya.” Yup, kalau tidak hati-hati, demokrasi hanya akan menjadi blunder bagi penganutnya. Baik, saya tidak akan berbicara lebih jauh tentang demokrasi daripada nanti saya dibilang separatis lalu dipenjara.
Namun satu hal yang harus teman-teman ketahui, bahwa semua ini bermuara pada satu hal, dan saya yakin teman-teman juga tidak asing dengan istilah ini, New World Order atau Novus Ordo Seclorum, atau Tata Dunia Baru. Konspirasi akbar yang sudah direncanakan beribu-ribu tahun lalu oleh organisasi super rahasia, Illuminati. Dengan agenda utamanya membentuk suatu tatanan dunia baru dengan satu pemerintahan dunia, satu tentara, satu mata uang dunia, dan satu agama. Bukan Islam, bukan Nasrani, bukan Buddha, bukan Hindu melainkan agama liberal.
Produk liberalisme yang saya jelaskan tadi akan menjadi valid jika saya hubungkan dengan tujuan akhir illumnati yakni:
1.Menghilangkan kecintaan kepada tanah-air untuk membentuk satu pemerintahan di bawah satu kekuasaan.
2.Meniadakan kehidupan keluarga dan lembaga perkawinan, dan pembentukan pendidikan yang bersifat komunal bagi anak-anak. Ini terkait dengan pelegalan LGBT.
3.Menghapuskan semua agama yang ada atau Pluralisme.
Dengan begini, teman-teman tentu dapat melihat apa yang akan terjadi jika kita tetap bergeming pada keapatisan kita dan selalu mengamini segala bentuk liberalisme yang dikemas sedemikian cantik. Indonesia bisa-bisa menjadi bangsa yang tidak beragama, tidak bermoral, tidak memiliki generasi penerus jika tetap melegalkan LGBT, dan tentu memecah belah persatuan.
Jika teman-teman tidak mau hal itu terjadi, maka mulailah berpikir kritis. Apa yang terlihat cantik dari luar, apa yang terlihat baik belum tentu baik dan cocok bagi kita. Pahami esensinya, apakah sesuai atau tidak bagi jati diri kita.
Terakhir dari saya, Beware! Illuminati is everywhere!
Wassalamu’alaikum wr wb
keren ndo, mengambil sudut pandang berbeda dari apa yang disajikan di kehidupan kita sehari-hari.. gw boleh comment dikit yah..
ReplyDeletefirst, pluralism..
memang kita sebagai umat islam diajarkan untuk meyakini bahwa islam merupakan agama yang paling benar, tapi gw rasa kalo dalam konteks liberalisme, which is artinya 'bebas' sepertinya itu maksudnya lebih ke "untukku agamaku, untukmu agamamu" (Al Kafiruun:6) / kita tdk bisa memaksakan satu keyakinan pada orang lain.
second, demo-ham..
nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia memang lahir dari para pencetus paham liberalis. gw setuju banget nih sm hal ini, kita harus hati-hati sama pihak yang mengatakan dirinya pembela hak asasi atau yang berkoar-koar tentang demokrasi..
cerita dikit... di PBB ada legalitas yang namanya "humanitarian intervention", membawa nama demokrasi dan HAM untuk meng-intervensi suatu negara yang dianggap sebagai negara gagal (fail state) dimana kategori suatu negara untuk dikatakan fail state adalah ketika dalam negara tsb asas2 demokrasi & hak asasi manusia tidak ditegakkan..
nah ini yang bahaya, takutnya penegakan demo & ham tsb hanya "alasan" yang dibuat-buat agar suatu negara bisa ikut campur dalam urusan negara lain. seperti yang terjadi di negara islam seperti Libya atau Suriah sekarang ini..
so yes, Apa yang terlihat cantik dari luar, apa yang terlihat baik belum tentu baik dan cocok bagi kita. Pahami esensinya, apakah sesuai atau tidak bagi jati diri kita.
ANDDD just BE CAREFUL
keep writing :)
soal illuminati... hmmm.. banyak konspirasi di dunia ini :) cukup jadi diri sendiri saja, tdk usah meyakini satu kubu dan mengganggap kubu yang lain itu salah..
ReplyDeleteIndonesia jgn mau di adu-domba.. :)
Hey baru liat komenmu yg ini dear. Tengs ya, dapet info baru gue jadinya. Tulisan yg ini sempet gue posting d kompasiana. Tanggapannya macem2. Hahaha...lo juga nulislah.
ReplyDelete