Wednesday, October 26, 2011

My Own Ingo

Kami menutup mata. Aku lelah sekali setelah arus tadi membuatku jungkir balik. Air membelai-belai telingaku. Faro benar, sinar matahari terasa sangat nyaman. Semua kekhawatiranku lenyap. Aku merentangkan tangan dan kakiku, menyambut kehangatan yang menenangkan, membiarkan air mengayun-ayunku dengan lembut. Aku pasti menemukan Dad. Tapi aku sekarang berada jauh di Ingo…jauh sekali, dalam taman penuh rumput laut dan anemone. Ingo-Helen Dunnmore p.186

Itu Sapphire. Ia menemukan Ingo. Ingo-nya adalah laut. Dan gw…gw juga punya Ingo. Ingo gw adalah mereka. Mereka yang berasal dari masa lalu gw.

Dua pekan lalu, gw ngemsi di SMA gw dulu. Ga ada yang spesial selain gw bertemu lagi dengan pasangan emas gw yang sudah berabad-abad tak bertemu. Sampai gw menyadari, it was just like Ingo.

Gw sudah mulai jenuh dengan rutinitas yang tengah gw jalani sekarang. Kampus, kosan, rumah. Itu-itu saja seolah dunia gw memang hanya di situ. Dan bertemu dengannya kemarin, bercanda dengan mereka otak gw seolah direfresh berjuta kali. I feel I was in different world!

Itu…itu yang gw butuhkan sekarang. Dunia yang tak terjamah oleh mereka yang berada di dunia gw yang sekarang. See…orang-orang yang berbeda di setiap dunia yang gw datangi. Sehingga gw bisa bebas menentukan mau menjadi seperti apa gw di sana. Beda dunia, beda kepribadian. Ooowww…it sounds alive!

Sebisa mungkin aku akan menjauhkan mereka yang berada di duniaku yang sekarang agar tidak masuk ke dalam Ingo, begitu juga sebaliknya. Aku akan selalu menjaganya tetap dalam lingkaran-lingkaran terpisah. Aku tak akan membiarkan duniaku seperti diagram venn. Karena jika itu terjadi, dunia-duniaku itu lambat laun akan melebur menjadi satu. Tak ada lagi tempat pelarian, tak ada lagi tempat persembunyian.

Dan tak ada lagi Ingo.


Ini Ingo-nya Sapphire...




Dan ini Ingo-ku...







No comments:

Post a Comment